Tuesday, March 19, 2013


Api Mencumbu Pedongkelan
Hari minggu (18/3/13) gw lagi di Depok, siang itu gw lagi asik nonton tv seketika ada sekilas info. Diberitakan ada kebakaran di daerah Jakarta, ternyata itu di daerah Pedongkelan dimana tempat itu menjadi markas COMDEV UNJ. Jarkoman silih berganti ke HP gw yang tentunya berisikan tentang berita tersebut dan minta bantuan dana serta kawan”nya. Besoknya gw ngampus dan udah banyak lapak-lapak untuk wadah sumbangan bagi korban kebakaran. Kardu mie dan kardus aqua telah bertansformasi menjadi kotak uluran tangan bagi korban kebakaran, kampus adalah tempat yang strategis untuk mencari dana bantuan. Sekiranya sebagian mahasiswa masih banyak yang peduli dengan masyarakat Indonesia yang terkena bencana, akhirnya gw dan temen” sospol BEM FIS UNJ dan RED’S datang ke pedongkelan untuk mengantar sedikit bantuan serta melihat kondisi tempat terajadinya kebakaran.
Kami sampai sekitar adzan maghrib telah berkumandang, lampu-lampu jalan telah dinyalakan dan mulai terlihat masyarakat pedongkelan yang sedang berbincang-bincang. Kami sejenak masuk kedalam masjid untuk berkomunikasi dengan sang kuasa, tak lupa sebelum kami beranjak untuk meninggalkan masjid, doa kami panjatkan untuk kepulihan masyarakat di Pedongkelan. Sepatu hitam telah gw kenakan, saatnya mengencangkan kaki karena kami akan menjelajahi sudut-sudut tempat yang terjadi kebakaran. Sinar lampu neon masih terpancar dari rumah warga, beberapa waria mulai menampakan wajahnya yang tanpa make up. Selagi kami jalan menuju tempat kebakaran, terlihat ada warga yang menjajakan makanan yang bertuliskan fret chiken, ya salah memang ejaan katanya. Tapi tetap saja menggugah selera. Pancaran lampu neon telah sirna, sebagian rumah warga telah putus listriknya. Kami hanya bisa mengandalkan cahaya bulan yang bersinar dengan terangnya pada malam itu. Salah satu warga sengaja menyalakan lampu motornya agar kami dengan mudah mengarungi jalan sempit di gang perumahan pedongkelan.
Makan malam dihiasi lilin biasanya mnyimbolkan makna romantis, namun bagi masyarakat pedongkelan memiliki makna yang berbeda. Lilin yang menghiasi makan malam mereka ternyata tidak memiliki makna kebahagian atau sisi romantis, sudah muak mereka sepertinya dengan api. Lilin yang mempunyai kuanititas api kecil tentu sangat amat bisa mengingat kembali api besar yang membakar rumah-rumah mereka. gw melihat bangunan-bangunan telah menghitam, api telah meninggalkan bekas yang begitu mencekam. Pohon-pohon telah kehilangan keindahan, semua daun telah tewas karena cumbuan api yang begitu binal. Mungkin kematian akan menghinggapi pepohonan yang telah tewas daun-daunnya.
Gw bersyukur bisa kenal dengan dua orang gila ini, ical dan amek dimalam kami setelah menyusuri pedongkelan mereka punya ide untuk menciptakan pegelaran seni dalam rangka menggalang dana. Selasa sore menjadi pilihan untuk mengeksekusi acara tersebut, pagi harinya senior kami dari ISP yaitu ramadhoni telah di wisuda. Sayangnya gw gak bisa dateng, karena gw mencoba untuk jadi koordinator penggalangan dana di kelas Pendidikan sosiologi 2010, yaitu kelas gw sendiri. Alhamdulilah dapet 170 ribu, teman” gw jiwa sosialnya jreeeng BGD.
Adzan ashar telah berkumandang, kami telah bersiap dengan peralatan untuk pagelaran seni. Musik akustik, marawis dari JIAI dan stand up UNJ  menjadi konten acara dalam pagelaran seni. Albert mahasiswa sosiologi menjadi pembuka acara tersebut, dengan gitar akustik dan suaranya yang asik membuat semarak acara pagelaran seni, berlanjut dengan tim marawais yang alunannya menyejukan hati, acara terakhir adalah stand up UNJ show, ini yang ditunggu-tunggu oleh banyak pemirsa. Ketua BEM FIS UNJ sempat memberikan ucapan-ucapan bermkna dalam pagelaran seni sebelum pentutupan, gugun mengapresiasikan acara yang telah diciptakan oleh SOSPOL BEM FIS dan RED’S. Tak lupa anak” DPR ikut berpartisipasi dalam acara musik akustik, lagu-lagu nasionalis mereka kumandangkan.....
Dana yang terkumpul dalam jangka 2 jam, lebih dari 400 ribu, pagelaran seni ini sungguh diluar ekpetasi kami. Dan berujung pada cape-cape bahagia.....
Gw berhaharap banget ketika gw tinggi nanti, gw masih bisa menjadi pekerja sosial.